Pengertian, tujuan dan manfaat Psikologi Perkembangan Peserta Didik
A.
Pengertian
Psikologi Perkembengan Peserta Didik
Psikologi merupakan suatu disiplin ilmu
yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Objek kajian psikologi
modern adalah manusia serta aktivitas-aktivitas mentalnya dalam interaksi
dengan lingkungannya. Sesuai dengan keragaman wilayah interaksi manusia dengan
lingkungannya itu, maka muncullah cabang-cabang psikologi.
Secara umum psikologi dapat dibedakan
menjadi dua cabang, yaitu psikologi
teoretis dan psikologi terapan.
Psikologi teoretis dapat pula dibedakan menjadi dua bagian, yaitu psikologi umum dan psikologi khusus.
Psikologi umum adalah psikologi teoretis
yang mempelajari aktivitas-aktivitas mental manusia yang bersifat umum dalam
rangka mencari dalil-dalil umum dan teori-teori psikologi. Sedangkan psikologi
khusus adalah psikologi teoretis yang menyelidiki segi-segi khusus aktivitas
mental manusia. Psikologi khusus ini terdiri dari:
a. Psikologi
perkembangan, megkaji perkembangan tingkah laku dan aktivitas mental manusia
sepanjang rentang kehidupannya mulai dari masa konsepsi hingga meninggal.
b. Psikologi
sosial, mengkaji aktivitas mental manusia dalam kaitannya dengan situasi
sosial.
c. Psikologi
kepribadian, mengkaji struktur kepribadian manusia sebagai satu kesatuan utuh.
d. Psikologi
abnormal, mengkaji aktivitas mental individu yang tergolong abnormal.
e. Psikologi
diferensial, menguraikan tentang perbedaan-perbedaan antar individu.
Psikologi
khusus kemungkinan akan terus berkembang sesuai dengan situasi dan kebutuhan.
Karena itu, tidak menutup kemungkinan akan bermunculan cabang-cabang psikologi
khusus lainnya, seperti psikologi perkembangan peserta didik.[1]
Perubahan merupakan hal yang melekat
dalam pengertian perkembangan. E.B. Hurlock (Istiwidayanti dan Soedjarwo,
1991) mengemukakan bahwa perkembangan atau development merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.[2]
Dalam pengkajian Perkembangan Individu
ini ada dua istilah yang sering muncul, pertama perkembangan (development) dan kedua adalah
pertumbuhan (growth). Istilah
perkembangan dititikberatkan pada aspek-aspek yang bersifat psikis (kualitatif), sedangkan pertumbuhan dipakai
untuk perubahan-perubahan yang bersifat fisik (kuantitatif). Pertumbuhan dan perkembangan kadang-kadang masih
kabur pengertiannya dan sukar dibedakan. Biasanya istilah-istilah itu digunakan
untuk menjelaskan adanya perubahan yang bersifat progresif namun sifatnya
berbeda. Secara lebih rinci, perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan
adalah :
a) Pertumbuhan
(Growth) : cenderung lebih
bersifat kuantitatif dan berkaitan dengan aspek fisik.
Contoh :
Ukuran berat dan tinggi badan , ukuran
dimensi sel tubuh, umur tulang. → yang bisa diukur
b) Perkembangan
(Development) : cenderung lebih bersifat
kualitatif, berkaitan dengan pematangan fungsi organ individu.
Contoh :
1) Bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur, misalnya dalam perkembangan bahasa, emosi, intelektual, perilaku.
2) Perkembangan
periode bayi sampai anak. Kita melihat bahwa bayi dan anak berbeda sebagai
hasil dari pertumbuhan, tetapi disini juga terdapat perubahan struktur dan
bentuk. Jadi, bentuk bayi tidak sama dengan bentuk anak (bentuknya bukan bentuk
bayi dalam ukuran besar). Untuk perubahan strukturnya yaitu secara berproses
melalui kematangan dan belajar, tangan anak sudah bisa digunakan untuk makan
sendiri.[3]
Peserta didik dalam arti luas adalah
setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan
dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah (Sinolungan,
1997). Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa, peserta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan.[4]
Mengacu pada pengertian dan pembagian
psikologi sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat dipahami bahwa psikologi
perkembanga peserta didik adalah bidang
kajian psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek-aspek
perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah
menengah.[5]
B.
Tujuan
Psikologi Perkembangan Peserta Didik
Psikologi
perkembangan peserta didik bertujuan untuk:
a. Memberikan,
mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang
sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia dan yang mempunyai ciri-ciri
universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam
lingkungan sosial-budaya mana saja.
b. Mempelajari
karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik secara fisik, kognitif,
maupun psikososial.
c. Mempelajari
perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan
tertentu.
d. Mempelajari
tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang
berbeda.
e. Mempelajari
penyimpangan tingkah laku yang dialami seseorang, seperti kenakalan-kenakalan,
kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya, dan lain-lain.[6]
C.
Manfaat
Psikologi Perkembangan Peserta Didik
Sebagaimana telah disebutkan di atas,
psikologi perkembangan peserta didik adalah sebuah disiplin ilmu yang secara
khusus mempelajari tentang perkembangan tingkah peserta didik dalam
interaksinya dengan lingkungan. Oleh sebab itu, banyak manfaat yang diperoleh
guru atau calon guru dalam mempelajari perkembangan peserta didik ini,
diantaranya:
a. Dengan
pengetahuan perkembangan peserta didik, seorang guru akan dapat memberikan
harapan yang realistis terhadap anak dan remaja.
b. Pengatahuan
tentang perkembangan dapat membantu kita dalam memberikan respons yang tepat
terhadap perilaku tertentu seorang anak.
c. Pengetahuan
perkembangan peserta didik dapat membantu guru mengenali kapan perkembangan
normal yang sesungguhnya dimulai. Dengan pengetahuan tentang perkembangan
normal ini, guru bisa menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, skala usia-berat,
skala usia-mental, dan skala perkembangan sosial atau emosional.
d. Dengan
mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para guru untuk sebelumnya
mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian
dan perilakunya.
e. Pengetahuan
tentang perkembangan memungkinkan para guru memberikan bimbingan belajar yang
tepat pada anak.
f. Studi
perkembangan dapat membantu kita memahami diri sendiri. Melalui wawasan dan pemahaman
perjalanan hidup kita sendiri (sebagai bayi, anak, remaja, atau dewasa),
seperti bagaimana hidup kita kelak ketika kita bertumbuh sepanjang tahun-tahun
dewasa (sebagai orang dewasa tengah baya, sebagai orang dewasa tua).[7]
[1]
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta
Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012), hlm. 3-4
[2]
Konsep Dasar Perkembangan Belajar Peserta Didik.pdf
[3]
Rita Eka Izzaty, dkk. Perkembangan
Peserta Didik,.pdf
[4]
Konsep Dasar Perkembangan Belajar Peserta Didik.pdf
[5]
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta
Didik, hlm. 4-5
[6]
Ibid., hlm. 5
[7]
Ibid., hlm. 5-7
Comments
Post a Comment