manajemen kelas
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian
utama oleh para calon guru, guru baru, dan bahkan guru yang telah
berpengalaman. Karena agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal dan
guru mampu menyampaikan bahan pelajaran serta dapat diterima oleh peserta
didik dengan baik.
Guru yang professional salah satu cirinya adalah guru
yang mampu mengelola kelas dengan baik. Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian
dari manajemen kelas. Sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru
dalam upayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan
peserta didik untuk belajar dengan baik.
Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses, guru dengan segala
kemampuannya, murid dengan segala
latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan
segala komponennya, metode dengan segala
pendekatannya, media dengan segala
perangkatnya, materi dengan segala
sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas.
Manajemen kelas diperlukan karena dari hari ke hari
bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari
ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu seperti hari
ini. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan
emosional.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian manajemen kelas?
2. Apa fungsi manajemen kelas?
3. Apa tujuan manajemen kelas?
4. Apa ruang lingkup manajemen kelas?
5. Bagaimana prinsip manajemen kelas?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Manejemen Kelas
Kata manajemen berasal dari
bahasa Latin, yaitu dari kata manus
yang berarti tangan dan agree berarti
melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk melakukan
kegiatan manajemen. Akhirnya, management
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan
(Usman, 2004).[1]
Pengertian umum mengenai
kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama
dari guru yang sama pula. Sementara, kelas menurut pengertian umum dapat
dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan
dari segi siswa.[2]
Nawawi memandang kelas dari dua sudut, (a) Kelas dalam arti sempit
yaitu, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa
berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian ini,
mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut
tingkat perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis
masing-masing. (b) Kelas dalam arti luas yaitu suatu masyarakat kecil yang
merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan
diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.[3]
Pengertian manajemen kelas
dari beberapa pakar antara lain, menurut Edmund, Emmer dan Caroly Evertson yang
dikutip oleh Sri Esti Wuryani Djiwandoko bahwa pengelolaan kelas sebagai
berikut:
1. Tingkah laku guru yang dapat menghasilkan prestasi
siswayang tinggi karena keterlibatan siswa di kelas.
2. Tingkah laku siswa yang tidak banyak mengganggu
kegiatan guru atau siswa yang lain.
3. Menggunakan waktu belajar yang efisien.[4]
Johson dan Bany, (1970)
menguraikan bahwa manajemen kelas adalah merupakan keterampilan yang harus
dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak
menuju perbaikan suasan kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan
dalam manajemen kelas adalah: sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi
kelas, tindakan seleksi dan kreatif. Sementara Adnan Sulaeman (2009)
mendefinisikan manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upaya
menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik
mencapai tujuan belajar mencapai tujuan belajar secara efesien atau
memungkinkan pesrta didik belajar dengan baik. Ahmad Sulaiman, (1995)
mendefinisikan manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk
mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif yang menyenangkan serta dapat
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.[5]
Manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi
gangguan dalam pembelajaran (Mulyasa 2006:91). Ditambahkan lagi oleh Nawawi
(dalam Djamarah 2006:177) ”Manajemen atau manajemen kelas dapat diartikan
sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian
kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegitan-kegiatan
yang kreatif dan terarah”. Arikunto (dalam Djamarah 2006:177) juga berpendapat bahwa
manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab
kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agardicapai kondisi
optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang seperti diharapkan”.[6]
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan
proses belajar mengajar secara sistematis yang mengarah pada penyiapan sarana
dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi
proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat
tercapai.
B.
Fungsi
Manajemen Kelas
Selain memberikan
makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal,
manajemen kelas berfungsi :
a. Memberikan dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti
membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok,
membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu
agar dapat bekerja sama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja,
mengubah kondisi kelas.
b. Memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan dengan lancar.
C.
Tujuan
Manajemen Kelas
Menurut Usman pengelolaan
kelas memiliki dua tujuan, yaitu:
1. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar
agar mencapai hasil yang baik.
2. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa
dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh
hasil yang diharapkan.[7]
Suharsimi Arikunto (2004),
berpendapat bahwa tujuan manajemen kelas adalah agar setiap anak di
kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran
secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya Arikunto menguraikan
rincian tujuan manajemen kelas, sebagaimana berikut ini :
a.
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
b.
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi
pembelajaran.
c.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan siaoal, emosional dan
intelek siswa dalam belajar.
d.
Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya. Dirjen PUOD dan Dirjen
Dikdasmen, (1996).
Menurut Ahmad (1995:2) bahwa
tujuan manajemen kelas adalah sebagai berikut:
a.
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
b.
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
c.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual siswa dalam kelas.
d.
Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya
serta sifat-sifat individunya.[8]
D. Ruang Lingkup Manajemen Kelas
· Pengaturan Orang (Siswa)
Pengaturan
orang atau siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas
sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya.
· Pengaturan Fasilitas
Pengaturan fasilitas adalah kegiatan pengaturan fisik kelas sehingga
seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam aktivitasnya didalam kelasdan siswa
merasa nyaman, senang, aman serta belajar dengan baik
E.
Prinsip-prinsip
Manajemen Kelas
“Secara umum
faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu,
faktor intern dan faktor ekstern siswa.” (Djamarah 2006:184). Faktor intern
siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian
siswa denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari
siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari
segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis. Faktor
ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan
siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa
di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya
dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya
semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik. Djamarah
(2006:185) menyebutkan “Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam
pengelolaan kelas dapat dipergunakan prinsip-prinsip pengelolaan kelas sebagai
berikut:
1.
Hangat dan Antusias
Hangat dan
Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab
pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada
aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2.
Tantangan
Penggunaan
kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahanbahan yang menantang akan
meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3.
Bervariasi
Penggunaan
alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik
akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian
ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan
menghindari kejenuhan.
4.
Keluwesan
Keluwesan
tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajarmengajar
yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti
keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
5.
Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Pada dasarnya
dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif
dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative. Penekanan pada
hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku
siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan
tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran
guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar
mengajar.
6.
Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir
dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin diri
sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan
pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila
ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.[9]
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kelas
merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara
sistematis yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan
ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar berjalan
dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
Menajemen kelas
harus dikuasai dengan sangat baik oleh seorang guru dengan memperhatikan
aspek-aspek yang terdapat dalam manajemen kelas yang meliputi fungsi, tujuan,
ruang lingkup dan pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas, agar tujuan
pendidikan dapat terealisasi dengan baik, sesuai dengan pengertian manajemen
kelas yang telah disebutkan oleh para ahli pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hilali, Husni
El. ”PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN”, Edu-Bio, Vol. 3,
2012.
Usman, User. Menjadi
Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
Djiwandoko, Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT
Gramedia, 2006.
Sudirman dkk,.
Ilmu
Pendidikan:Kurikulum, Program pengajaran, Efek Intruksional dan pengiring,
CBSA, Metode mengajar, Media pendidikan, Pengelolaan kelas dan Evaluasi hasil
belajar. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1991.
[1]
http://fitadwiindriyani.blogspot.co.id/2014/03/makalah-pengertian-dan-tujuan-manajemen.html,
diakses hari Kamis, 24 Maret 2016.
[2]
Ibid.,
[3]
Sudirman dkk, Ilmu
Pendidikan:Kurikulum, Program pengajaran, Efek Intruksional dan pengiring,
CBSA, Metode mengajar, Media pendidikan, Pengelolaan kelas dan Evaluasi hasil
belajar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), hlm. 310-311
[4]
Sri Esti Wuryani Djiwandoko, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT
Gramedia, 2006), hlm. 264
[5]
http://perencenaan.blogspot.co.id/,
diakses pada hari Jumat, 29 April 2016.
[6]
Husni El Hilali, ”PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN”, Edu-Bio,
Vol. 3, 2012, hlm. 103
[7]
User Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), hlm. 10
[9]
Husni El Hilali, ”PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN”, Edu-Bio,
Vol. 3, 2012, hlm. 131-133
Comments
Post a Comment